Chanel Dituduh Plagiat Motif Rajut Asal Skotlandia
A
A
A
PARIS - Chanel kembali merilis koleksi terbarunya untuk autumn winter 2015/2016 di Roma, Italia. Namun sayang, koleksi tersebut mendapatkan masalah. Kabarnya, koleksi label asal Paris itu merupakan hasil dari plagiarisme.
Dilansir dari Mirror, hal tersebut diungkapkan oleh Mati Ventrillon. Mati mengungkapkan, Chanel menjiplak motif rajutan yang dibuatnya bersama teman perjaut di Skotlandia. Motif tersebut terdapat pada busana pria jumper dan vest.
Mati pun merasa terkejut ketika melihat fashion show Chanel dan banyak busana dengan motif yang sama dengan rajutan buatannya. Merasa kesal, Mati mengungkapkan perasaannya melalui Facebook. "Endorsement atau plagiarisme?," tulis Mati.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Chanel mengunjungi pulau Fair Isle di Skotlandia untuk mencari inspirasi dari para perajut lokal di sana. Selama kunjungan mereka, Mati dikabarkan menjual tujuh jumper kepada tim Chanel.
"Musim panas ini, dua staf Chanel mengunjungi Fair Isle dan membeli beberapa stok garmen saya dengan anggapan itu hanya untuk riset. Saya secara spesifik mengatakan bahwa saya mau menjualnya kepada mereka karena reputasi rumah mode Chanel dan karena saya tidak mengira mereka akan meniru desain saya," jelas Mati.
Umumnya, motif Fair Isle digunakan dalam pakaian rajut di Skotlandia. Namun untuk bentuk, ukuran, warna dan susunan motif merupakan rancangan Mati.
"Motifnya memang motif tradisional Fair Isle tapi desain warna hitam-putih dan susunan motifnya adalah rancangan saya," paparnya.
Meski demikian, Mati belum melakukan langkah hukum. Namun, penasihat hukum setempat, Gary Robinson telah menghubungi label yang didirikan sejak tahun 1909 itu melalui Twitter. Gary meminta masalah ini untuk didiskusikan dan meminta motif khas Fair Isle dipatenkan dan dilindungi hak ciptanya.
Sweater atau jumper motif Fair Isle biasanya digunakan para nelayan saat mereka mencari ikan. Kini motif tersebut sudah sangat populer dan kerap dikenakan selebriti hingga keluarga kerajaan.
Dilansir dari Mirror, hal tersebut diungkapkan oleh Mati Ventrillon. Mati mengungkapkan, Chanel menjiplak motif rajutan yang dibuatnya bersama teman perjaut di Skotlandia. Motif tersebut terdapat pada busana pria jumper dan vest.
Mati pun merasa terkejut ketika melihat fashion show Chanel dan banyak busana dengan motif yang sama dengan rajutan buatannya. Merasa kesal, Mati mengungkapkan perasaannya melalui Facebook. "Endorsement atau plagiarisme?," tulis Mati.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Chanel mengunjungi pulau Fair Isle di Skotlandia untuk mencari inspirasi dari para perajut lokal di sana. Selama kunjungan mereka, Mati dikabarkan menjual tujuh jumper kepada tim Chanel.
"Musim panas ini, dua staf Chanel mengunjungi Fair Isle dan membeli beberapa stok garmen saya dengan anggapan itu hanya untuk riset. Saya secara spesifik mengatakan bahwa saya mau menjualnya kepada mereka karena reputasi rumah mode Chanel dan karena saya tidak mengira mereka akan meniru desain saya," jelas Mati.
Umumnya, motif Fair Isle digunakan dalam pakaian rajut di Skotlandia. Namun untuk bentuk, ukuran, warna dan susunan motif merupakan rancangan Mati.
"Motifnya memang motif tradisional Fair Isle tapi desain warna hitam-putih dan susunan motifnya adalah rancangan saya," paparnya.
Meski demikian, Mati belum melakukan langkah hukum. Namun, penasihat hukum setempat, Gary Robinson telah menghubungi label yang didirikan sejak tahun 1909 itu melalui Twitter. Gary meminta masalah ini untuk didiskusikan dan meminta motif khas Fair Isle dipatenkan dan dilindungi hak ciptanya.
Sweater atau jumper motif Fair Isle biasanya digunakan para nelayan saat mereka mencari ikan. Kini motif tersebut sudah sangat populer dan kerap dikenakan selebriti hingga keluarga kerajaan.
(nfl)